Kamis, 14 Februari 2019

Artikel


       MEMBENTAK, MEMBUNUH KEPRIBADIAN ANAK!



Kita tentu sudah tidak asing lagi dengan judul diatas, bukan? Pasti hal seperti itu kita temui di sekeliling kita bahkan di keluarga kita sendiri pun pasti ada. Atau mungkin kita juga pernah mengalami seperti itu. Ya, dibentak sungguh hal yang sangat memilukan bagi anak-anak. Saat seusia mereka harusnya mereka sedang bermain, ceria, bergembira, dan memupuk mimpi untuk masa depan nanti. Tapi ada sebagian anak yang tidak menikmati masa kecilnya. Mereka seperti terperangkap dalam kesalahan yang bahkan mereka tidak tau itu apa.

Mungkin, kita pernah melihat anak dibentak atau dimarahi, tapi kita tidak begitu peduli. Kita berfikir, "Ah mungkin anaknya memang nakal sampai dimarahi seperti itu." Itu adalah fikiran yang sangat salah. Walaupun anak itu salah atau nakal tapi tidak seharusnya dimarahi di depan umum. Itu akan sangat berpengaruh pada mental si anak.

Semakin sering anak kecil dibentak dengan suara keras maka akan makin tinggi pula produksi kortisol yang pada tahap selanjutnya merusak neuron (sel otak). Efek dari rusaknya neuron adalah lambatnya proses berfikir yang dialami oleh seorang anak. Tidak hanya itu, kerusakan neuron juga menyebabkan sulit mengambil keputusan dan menyerap informasi.

Menurut seorang Psikiatri dari Harvard Medical School, bahwa anak yang sering dibentak akan mengalami penyempitan saluran otak kanan dan kiri sehingga menyebabkan anak mudah merasa cemas, depresi, dan gangguan kepribadian pada masa dewasa nanti.

Nah berikut saya berikan dampak membentak anak yang dapat membunuh kepribadian si anak :

1. Anak menjadi tidak percaya diri
            Anak tidak percaya diri terhadap apa yang ingin dilakukannya karena perasaan selalu salah dan takut akan dimarahi orang tuanya. Kemudian anak memilih untuk berada di zona aman dari amarah orang tuanya dengan tidak melakukan apapun.

2. Anak menjadi penakut
           Anak tumbuh menjadi penakut. Anak takut akan melakukan kesalahan dan merasa dirinya tidak mampu melakukan banyak hal dengan benar. Anak akan terus merasa takut untuk melakukan hal-hal baru. Dan kemudian dia tumbuh menjadi pribadi yang tidak memiliki skill apa-apa.

3. Anak memiliki sifat egois, dan keras kepala


            Anak akan tumbuh egois dan juga keras kepala. Anak berusaha untuk bisa melindungi dirinya sendiri dan membenci perasaan tersakiti dari amarah orang tuanya, sehingga anak tumbuh menjadi pribadi yang hanya memikirkan dirinya sendiri dan juga pribadi yang tidak bisa menerima masukan dari orang lain atau keras kepala.

4. Memiliki pribadi introvert atau tertutup
             Beberapa anak yang tumbuh dalam keluarga seperti itu, memperlihatkan sikap introvert atau tertutup. Anak lebih pendiam dan suka menyendiri. Anak merasa bahwa dirinya tidak pernah melakukan hal yang benar, karena sering dimarahi oleh orang tuanya. Anak merasa dirinya tidak memiliki kemampuan apapun untuk bisa membanggakan orang tua dan merasa berbeda dengan teman teman sekitarnya yang memiliki kasih sayang dari orang tua.

5. Lebih mudah merasa sedih atau stres


             Anak menjadi lebih sering sedih dan stres. Anak tumbuh dengan jiwa yang lemah dan tidak mampu mengendalikan atau menyemangati dirinya sendiri. Anak menjadi mudah stres. Bahkan untuk hal yang kecil pun dan menurut orang lain tidak terlalu penting, anak justru akan memikirkannya terus dan jatuh dalam kondisi diri yang menekan dirinya sendiri sampai dia sulit tidur atau mengalami gejala stres lainnya.

6. Tingkat kecerdasan menurun
            Anak yang sering dimarahi dan mendapat tekanan, memiliki tingkat kecerdasan yang menurun. Isi pikiran dan hati anak hanyalah untuk mendapat kesenangan, kenyamanan, dan tempat yang tenang bagi dirinya sehingga dia tidak lagi bisa berfikir dan berusaha yang terbaik untuk meningkatkan prestasi dirinya di sekolah. Anak dengan background keluarga yang sering marah-marah, cenderung tidak begitu baik dalam prestasi akademis.

Sungguh mengerikan, bukan? Kepribadian anak harusnya dituntun, diarahkan sedari dini agar menjadi pribadi yang baik. Dengan membentak atau memarahi, kita sudah termasuk andil dalam membunuh kepribadian anak. Jika memang si anak salah atau nakal. Coba, kita beri tau dia dengan cara yang baik, jangan membentak bahkan sampai mengeluarkan suara yang keras. Itu juga berpengaruh buruk bagi kesehatan jantung si anak.


Selamatkan pribadi generasi penerus bangsa!

Semoga bermanfaat :)

43 komentar:

  1. Mantap. Lanjutkan ya sist berkaryanya:)

    BalasHapus
  2. Bermanfaat bgt artikelnya, lebih sering posting artikel seperti ini dgn bahasa yg lebih mudah dipahami ya rima. Semangat😘

    BalasHapus
  3. Balasan
    1. Alhamdulilah teh, terima kasih sudah singgah😊

      Hapus
  4. Sangat bermanfaat. But, auto inget upin-ipin, gimana dong nasib mereka? hehe. Literally, thanks, bermanfaat bgt, 😄😄

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haha iyaya, beda cerita sih kalo itu mah. Sama² & makasih udh mampir😊

      Hapus
  5. Mantep, pokonya sebisa mungkin jgn mmbentak. Lbh baik bljr mengendalikan amarah:)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yaaa jadi tantangan buat kita mengendalikan emosi ya😊

      Hapus
  6. Balasan
    1. Alhamdulilah, terimakasih sudah singgah kak😊

      Hapus
  7. Sangat bermanfaat infonya. Thank you✨

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulilah, terimakasih sudah singgah😊

      Hapus
  8. Balasan
    1. Alhamdulilah, terimakasih sudah berkunjung😊

      Hapus
  9. Bermanfaat sekali, terimakasih kak😁

    BalasHapus
  10. Bermanfaat sekali terimakasi info nyaa^^

    BalasHapus
  11. Bermanfaat nih, semangat terus

    BalasHapus
  12. Betul tuh mbak,setuju sama artikelnya

    BalasHapus
  13. Bagus nih buat bekal masa depanku mbak..

    BalasHapus
  14. Wahh keren ini artikelnya, dapat menambah wawasan juga👍👍

    BalasHapus