Minggu, 24 Februari 2019

Novel Sederhana🍃


SINCERE LOVE
Romance




🍁PROLOG🍁

Hujan mengguyur bumi tercinta ini. Seolah mengetahui perasaan setiap manusia yang sedang merindukan seseorang. Entah mengapa saat hujan turun selalu datang rasa rindu.

Kali ini hujan turun dengan derasnya yang mampu membuat tubuh dingin dan mata mengantuk. Untung saja tidak ada petir atau guntur yang bisa membuat orang gemetar.

Banyak orang yang tidak suka hujan. Katanya hujan itu bikin ribet, menghambat aktivitas. Kata anak sekolah hujan itu ngerepotin, waktu pulang harus nunggu reda sampai petang atau pakai payung yang hanya melindungi kepala, membuka sepatu agar tidak kebasahan, melindungi buku-buku yang ada di dalam tas. Sungguh menyebalkan bukan?

Tapi ada sebagian orang yang menyukai hujan. Dengan berbagai alasan orang menyukainya. Salah satunya aku. Entah kenapa akhir-akhir ini aku suka suasana hujan. Tentunya saat tidak ada petir ya.

Cafe yang ramai ini masih bisa memberi kenyamanan dan kehangatan bagi pengunjung yang datang karena derasnya hujan diluar sana.

Cafe ini memang favoritnya para remaja termasuk aku, spot foto bagus, wi-fi gratis, pelayan yang ramah, dan jangan lupakan menu yang tak kalah enaknya dari restoran bintang lima disana. 'ah tunggu itu berlebihan' batinku.

Tapi ketahuilah menu favoritku dari dulu tidak berubah bahkan pelayan disini sudah hapal betul pesananku. Ya karena aku sudah berlangganan lama disini.

"Selamat siang kak,  silahkan mau pesan apa?" Tanya pelayan dengan ramah sambil menyerahkan buku menu ke mejaku.

Aku mendongak tersenyum menatap pelayan itu, "Hay siang juga hehehe" Sapaku sambil memamerkan gigi putihku.

"Ya ampun kak nara aku kira siapa ga ketauan masuknya dasar!" Serunya saat terkejut melihatku.

"Yaelah zi yaiyalah ga ketauan orang cafe rame gini" Sahutku malas sambil memeletkan lidahku padanya.

"Hehehe iya sih, yaudah pesanan nya biasa kan yaa" Cengiran khasnya yang lucu dia hadiahkan kepadaku sambil mencatat pesananku.

Ngomong-ngomong nama pelayan cantik ini adalah Zia Andreani, sebetulnya nama panggilannya itu zia tapi aku lebih suka memangilnya zizi.

"Yap kaya biasa ya, jangan sampe salah" Ancamku sambil memperhatikan dia mencatat.

"Siap kak, pesanannya seblak campur level rendah 1, kentang goreng 1, air putih 1, mau tambah yang lain kak?"  Tanyanya padaku setelah selesai membacakan pesananku.

"Eum seblaknya level rendah aja deh ya,  tambah brownies matcha nya satu, oh iya air putih nya jangan dingin ya!" Ah hampir saja aku lupa mengingatkannya akan hal penting itu. Aku masih ingin hidup setelah makan seblak panas dan pedas tidak mungkin bukan aku langsung minum air dingin.

"Siap kak nara tunggu sebentar yaa jangan sampai aku kesini kakak sudah tidak ada!" Ancamnya padaku sambil berkacak pinggang. Lihat lucu sekali bukan pelayan cantik ini.

"Iyaaaa zizi udah sana pergi aku udah kelaperan nih" Usirku padanya dan hanya dibalas cengiran lalu hilang pergi ke dapur. Bohong jika aku akan kelaparan, aku tidak selebay itu.

Nah itu dia menu favoritku yang tidak berubah, atau hanya berubah level seblak dari level tinggi ke level dewa hahahaha tidak tidak aku bercanda soal itu, yang benar itu aku menurunkan level karena masalah dengan penampungnya ini perutku hehe.


🍁BAGIAN 1🍁
Tidak perlu hadiah yang istimewa, wanita hanya perlu perhatian kecil namun rutin sehingga mereka merasa istimewa
°°°
Cahaya matahari menyelinap masuk lewat celah jendela mengusik ketenangan hibernasiku. Ah pupus sudah mimpi indahku. Dan suara alarm yang sudah kumatikan berkali-kali kini berbunyi lagi.

Tok.. Tok.. Tokkk

Dan ya sekarang bunyi ketukan pintu. Hm pasti kanjeng mamah. Kita hitung satu...dua...ti-

"Teh ayo bangun udah siang nih perawan kok bangunnya siang banget" Nah kan suara menggelegar eh tapi bukan kanjeng mamah. Ah iya kanjeng mamah lagi di jogja nengok nenek. Itu tadi suara bu Ratna. Orang yang bantu-bantu dirumah ini dan menjadi ibu keduaku.

"Hm iya bu ini teteh udah bangun kok" Jawabku sambil bangun dan membereskan kasur terlebih dahulu.

"Cepet ya sayang kamu kan udah janjian sama Malvin  mau ketemu sekarang" Ucap bu ratna mengingatkanku.

"Ya ampun aku lupa, iya bu ini teteh langsung mandi" Sahutku langsung melesat ke kamar mandi.

Ya hari ini aku ada janji akan bertemu dengan teman dekatku. Ah, rasanya kita sudah lama tidak bertemu. Mengingat kita sama-sama sibuk.

Aku sudah selesai dengan ritual mandiku. Aku hari ini menggunakan setelan baju yang santai. Celana jeans putih, kaos putih polos, dan cardigan hitam. Tak lupa sepatu converse putih favoritku. Ya monokrom sekali hidupku haha. Hari ini aku memakai kerudung hitam polos.

Setelah selesai dengan make up tipis seadanya. Aku meraih handphoneku, ternyata ada pesan dari orang yang akan kutemui.

📩Malvin
Nar, kita undur ya jadi jam 2 aja, gapapa kan? Ada korban kecelakaan dan harus dioperasi, saya ga bisa ninggalin kerjaan. Maaf ya

💌Nara
Iya gapapa, semangat pak dokter

Ah manis sekali pak dokter ini, batinku. Dia masih menyempatkan memberi kabar kepadaku. Padahal aku tau pasti dia sedang sangat sibuk. Perhatiannya memang tidak selalu dia tampakkan. Tapi dia tidak pernah lupa untuk mengabariku. Sekecil itu namun aku sudah bahagia. Sikap nya yang cuek kepada setiap orang tapi selalu hangat kepadaku. Benar-benar aku merasa istimewa.

Selesai berkutat dengan handphoneku, aku memutuskan akan pergi ke cafe duluan. Aku rasa disana lebih seru daripada diam dirumah sendiri sungguh bosan. Bu ratna pasti sudah pulang, memang bu ratna kemari hanya pagi hari setelah pekerjaannya selesai dia pulang.

Aku mengambil sling bag favoritku yang dibelikan dokter itu. Aku memasukkan handphone, dompet, dan novel. Ya aku akan melanjutkan bacaan novelku disana.


🍁BAGIAN 2🍁
Menunggu itu memang melelahkan namun dari situ kita bisa tau arti menghargai waktu
°°°
Ya inilah aku Dinara Saqueenivira Wijaksana. Aku sempat bingung kenapa namaku harus ada 'queen' nya, mamahku memberi pencerahan atas kebingunganku itu. 'Teh, kamu nanti bakal jadi ratu buat mamah, papah dan orang yang mencintai kamu'  begitu kira-kira pencerahan dari kanjeng mamah. Alasan yang hm tidak logis bukan ?

Keluargaku memang terbiasa memanggilku Teteh. Karena aku anak pertama dan cucu pertama.  Teteh itu berasal dari bahasa sunda artinya kakak perempuan.

Anak sulung ini berasal dari kedua insan yang bahagia yaitu Marina Mangunkusumo dan Doni Wijaksana. Aku mempunyai seorang adik laki-laki yang tampan dan manis. 'Menyesal aku mengatakannya pasti dia kegeeran' batinku. Dia bernama Adrian Khairan Wijaksana.

Teman-temanku lebih suka memanggilku Nara, simple. Kalian bebas memanggilku apa nara, queen, wijak, sana, nana, sayang, cinta juga boleh. Sudahlah panggil aku nara saja.

Ya disinilah aku sedang menunggu seseorang. Kita memang akan bertemu jam 2 di cafe ini, dan sekarang masih jam setengah 1. Ah iya aku datang lebih awal karena bosan dirumah tidak ada siapa-siapa.

Keluargaku sedang pergi ke jogja untuk menengok nenek, aku rasa aku akan menyusulnya nanti.

"Maaf kak lama, di dapur lagi kehabisan bahan makanan dan cafe rame banget" Keluh remaja cantik yang umurnya pasti dibawahku. Sambil meletakkan pesananku diatas meja No 9 ini.

"Iya gapapa santai aja kali ca, aku ga akan kelaperan kok" Gurauku sambil tersenyum sampai mataku menyipit. Ya dia ica teman zizi sama-sama pelayan muda yang cantik dan manis.

"Yaudah kak aku ke belakang lagi ya, selamat menikmati makanannya kakakkk" Menampilkan senyumannya dan melesat ke dapur.

Aku pun mulai memakan seblak favoritku. Rasanya masih sama tetap enak dan bikin nagih. Ngomong-ngomong seblak aku jadi teringat malvin, ya dialah orang yang akan kutemui.  Biar kuceritakan sedikit tentang dia.

Malvin Adityama Akbar. Cowo cool, cowo cuek, senyum yang jarang nampak namun mampu memikat siapapun, gigi rapih, kulit sawo matang, hidung mancung, mata setajam silet, rahang tegas, bibir merah, badan proposional, jago bela diri, jago futsal, jago bikin deg-degan, jago ngambil jambu di pohon, jago ngambil hati aku. Ah elah berasa ayam jago tu anak.😆

Dia ini anak dari Siska Atmojo dan Surya Akbar. Pasangan yang sangat serasi. Mereka juga teman lama kedua orangtuaku. Dunia sangat sempit ya. Dulu orang tuanya sekarang anak-anaknya.

Dia sekarang adalah seorang Dokter muda dan tampan di rumah sakit terkenal di Indonesia. Kita menjadi dekat setelah lulus SMA, setelah segala insiden yang terjadi di antara kita. Entah dia tau atau tidak bahwa aku adalah orang yang mencintai dia dengan tulus sejak SMA.

Kenapa aku ingat dia saat makan seblak?

Jadi begini........


🍁BAGIAN 3🍁


Disini kamu pemeran utamanya yang lain sebagai pendukung. Jangan sampai kamu menjadi pemeran pendukung dalam kisahmu sendiri.
°°°
"Aduh benjol dah ni kepala sshhh" Ringisku sambil memegangi kepala setelah bola futsal berhasil mendarat tepat di kepalaku.

"Sorry ya saya ga sengaja, kamu gapapa kan?" Tersangka insiden ini datang ingin rasanya aku mencaci maki dia, sudah membuat kepalaku tak cantik lagi.

"Sorry-sorry liat nih kepalaku benjol gara-gara kamu lagian main bola seenakn--..." Hilang suaraku saat mendongak ingin melihat siapa tersangka itu.

Gila nih mulut berani banget ngomong kek gitu, ini malvin astatanggg, batinku berteriak.

"Mau saya anter ke uks?" Tanyanya

"E-eh ga usah gapapa aku ke kelas aja,  sakitnya dikit kok" Jawabku kikuk sambil tersenyum hangat.

"Oh yaudah hati-hati kalo jalan" Pesannya sebelum pergi entah kemana.

Gila gila ini bunga dihati kaya baru disiram langsung mekar-mekar gitu aaaaaa. Senyuman indah tak luntur dari bibirku sambil jalan menuju kelas.
°°°
Saat memasuki kelas teman-temanku melihatku aneh, yakali jalan sendiri sambil senyam-senyum, bibit gila nih yang kek begini. Sampai tempat dudukku sahabatku langsung menanyakan keadaanku seperti 'lo gila sejak kapan?' 'Lo kesambet hantu taman belakang?' 'Lo sehat?' 'Lo gila?' 'Lo siapa heh?'

Sempat terfikir yang gila itu aku atau mereka yang menanyakan hal aneh itu. Lalu aku menjelaskan kejadian di lapangan tadi pada mereka.

"Gimana ga merekah ni senyum di hati-hatiin sama doi heheheh" Seruku seperti orang dapet lotre. Ini lebih berharga dari lotre heheheh.

"Anjir beneran gila ni anak gitu doang langsung mukanya cerah kek matahari di film teletubbies" Ucap Syifa sambil geleng-gelang kepala.

"Tapi lo gapapa kan nar? Itu benjol ga bikin geser kan?" Tanya Alliya sambil meringis ngeri melihat senyum nara.

"Gapapa santai aja gini doang mah kecil" Jawabku sambil menjentikkan jariku dan terkekeh.

"Jadi lo lagi bahagia nih? Traktir kita dong kalo gitu" Nah ni satu lagi memanfaatkan keadaan, Fani namanya.

"Oh no no no ga ada traktir-traktiran, tunggu aku nikah sama doi baru traktir" Ucapku bangga hahaha

"Hilih ngimpi lo ketinggian nar, udahlah ngantuk gue denger lo ngoceh mulu" Sahut fani lalu menelungkupkan kepalaku ke meja.

"Dih jahat banget sih sama sahabat sendiri" Ucapku merajuk dan ikut tidur karena kepalaku baru terasa pusing.

Kebetulan guru mata pelajaran hari ini tidak masuk. Jadi anak-anak bebas mengekspresikan dirinya. Termasuk aku yang memilih untuk tidurrrrr.
°°°
Tringg... Tringg....

Bel istirahat berbunyi penghuni kelas telah hilang meninggalkan kandang. Tersisa aku dan teman-temanku.

"Nar ayo ke kantin yuk" Syifa mengajakku ke kantin sambil menggoyangkan badanku.

"Hmm duluan aja deh nanti aku nyusul" Masih linglung aku menjawabnya.

"Lo mah ditinggal nanti malah ngebo lagi, udah ayo keburu abis makanannya" Paksa Fani menarikku lagi.

"Iya iya bentar ya ampun" Aku pun pasrah ditarik oleh fani.

Sesampainya di kantin, semua tempat tampak penuh. Dan akhirnya kita menemukan tempat kosong di pojokan kantin dekat pintu keluar.

"Disana tuh yuk kesana dulu keburu diambil orang nanti" Fani lagi-lagi menarikku.

"Kalian tunggu sini biar gue yang beli makanannya!" Pinta syifa pada kami.

"Gue baso campur pedes sama es teh ya sip" Fani langsung mendaftar

"Gue juga baso nya jangan pake seledri, saosnya dikit, sambelnya 3 sendok, banyakin goreng bawang, samaa--....." Belum selesai alliya memesan.

"Bacot banget ya lo pesen sendiri sana!" Syifa menyela dengan melotot.

"Heheheh yaudah samain aja yaa cantikkkk" Cengir alliya sambil mengedipkan matanya.

"Najis lo, lo mau apa nar?" Tanya syifa padaku yang sedari tadi diam

"Seblak aja deh" Dengan suara pelanku.

"Oke tunggu yaa" Syifa pun melesat menuju antrian baso mang ujang.

"Lo kenapa nar? Ko lesu gitu?" Tanya alliya khawatir

" Iya perasaan tadi bahagia banget dah" Tambah fani yang juga bingung dengan sikapku.

"Gapapa ini kepala aku pusing banget deh" Jawabku sambil memegangi kepalaku yang berat.

"Tuh kan baru kerasa sekarang sakitnya, kenapa ga dari tadi ke uks aja sih?!" Ujar fani dengan tidak tenang.

"Gapapa kok bentar lagi juga baikan" Balasku dengan senyuman hangat.

"Bener gapapa? Nanti pingsan gimana?" Tanya alliya dengan nada khawatir.

"Ya tinggal bawa ke uks lah al" Jawabku enteng sambil terkekeh.

"Yeee siapa juga yang mau gotong lo" Sewot fani.
°°°
Tak jauh dari tempat kami duduk, datang malvin dan teman-temannya. Memang mereka hanya murid biasa sepertiku dan yang lainnya. Tapi entah mengapa aku malah terpesona ketika melihat mereka masuk. Terutama pada si tersangka pembuat benjol kepalaku ini.

Mereka duduk terpisah 2 meja dari kami jadi aku masih bisa mendengar percakapan mereka.

"Heh mal lo tadi nendang keras banget gila tuh kepala cewe pasti benjol dah" Zidan memulai percakapan dengan membahas insidenku tadi pagi.

"Ya saya juga ga sengaja" Jawab malvin malas.

"Terus lo udah minta maaf?" Tanya bayu yang mulai tertarik dengan pembahasan ini.

"Ya udah lah, saya juga nawarin nganter ke uks tapi dia ga mau ya udah" Jawab malvin lagi.

Gilsss dia cerita ke temen-temennya tentang gue aduh adeq lemah ini, batinku saat mendengar percakapan mereka.

"Mantulll si malvin baik ke cewe gaesss hahhaha" Sahut zidan sambil terbahak.

"Yee saya  juga terpaksa, kasian dia gitu kan gara-gara saya" Jawab wildan malas.

Oh terpaksa ya hm jangan berharap nar, sabar sabar, batinku menenangkan.

Aku sudah malas mendengarkan obrolan mereka, jadi aku menelungkupkan kepalaku di meja sambil menunggu pesanan datang.

Tak lama datang syifa dengan pesanannya kerepotan.

"Nih gaesss gila tuh antri rame banget sampe engap gue" Adu syifa sambil menyerahkan makanan pada kami.

"Yaiyalah pada kelaperan dah tu anak-anak" Sahut fani sambil mengaduk basonya.

"Akhirnyaaa seblakku datang aaa moodboster sekaliii" Ucapku sambil mulai memakan seblak favoritku.

"Dasar lo lagi pusing juga tetep aja seblak, heran gue tuh perut kuat amat" Ucap alliya sambil memasukkan basonya ke mulut.

"Kan yang pusing kepala bukan perut al" Sambil terus makan seblak sambil meniup-niupnya pelan.

"Serah dah" Sahut fani.

Kami sudah sibuk dengan makanan masing-masing, sambil sedikit mendengarkan cerita dari syifa tentang adiknya yang nakal. Ya diantara kami hanya aku dan syifa yang mempunyai adik. Nah adik syifa ini masih SD jadi tentu banyak topik nakal anak SD.😅


🍁BAGIAN 4🍁
Orang cuek punya cara sendiri untuk menunjukkan perhatiannya
°°°
Tanpa ku tau malvin dan teman-temannya akan keluar kantin dan melewati meja yang aku tempati.
Mereka jalan sambil cekikikan dan dorong-dorongan. Dasar bocah. Aku masih sibuk makan seblak enak ini, kalo bahasa alay nya sih 'seblak mampu megalihkan duniaku' hahaha.

Dan tiba-tiba ada yang menyenggol mejaku, yang kebetulan aku duduk di pinggir. Dan dengan mengenaskan seblak my favorit harus jatuh ke lantai padahal masih setengah piring lagi.
Keterlaluan, batinku

"Ya ampun seblakku, heh kamu sengaja ya?!" Tanyaku sambil berkacak pinggang pada si empu nya salah.

"Sorry sorry ga sengaja tadi" Jawab dia, dan kalian tau siapa dia? Dia lah orang yang sama yang membuat kepalaku benjol.

"Ga sengaja mulu heran" Sahutku melengos sebal dan mendudukan diri kembali. Walaupun aku kagum tapi tetap saja aku sebal.

"Eh lo yang kena bola di lapang ya?" Tanya zidan saat melihat wajahku.

"Iya, kenapa?" Jawab dan tanyaku padanya

"Oh gapapa ternyata lo cewenya gue kira yang mana, kenalin gue zidan" Jawabnya sambil mengulurkan tangannya dan tersenyum manis.

"Oh aku dinara panggil nara aja, ini alliya, ini syifa, dan yang ini fani temen-temenku" Aku pun menjabat tangannya memperkenalkan diri juga teman-temanku.

"Oh kalo ini bayu dan yang numpahin seblak lo itu malvin". Dia juga memperkenalkan temannya, padahal aku sudah tau.

" Kamu ga mau minta maaf?" Tanyaku pada wildan yang sedari tadi diam saja.

"Kepala kamu benjol tuh". Yap bagus bukannya menjawab pertanyaanku dia malah salpok dengan benjol di kepalaku.

" Iya kan gara-gara kamu tadi pagi" Jawabku sambil menutupi kepala benjolku.

"Tuh kan apa kata gue benjol pasti" Sahut zidan disebelah malvin.

"Mau saya anter ke uks?" Tanya malvin kepadaku.
Aduh ampun dah lemah dedeq, batinku

"Gausah gapapa kok cuma benjol doang". Jawabku santai padahal udah mau jungkir balik aja nih.

" Mending kamu gantiin seblak aku yang jatoh tuh" Sambungku padanya sambil menunjuk seblak yang luluh lantah dibawah.

"Oke bentar" Ucap malvin santai langsung menuju tukang seblak.

"Eh anjir beneran dibeliin" Ucap zidan heboh sambil melongo.

"B aja kale lebay amat lo" Timpal fani sambil memandangnya jengah.

"Iya tuh emang kudunya dia tanggung jawab kan" Tambah alliya heran.

"Ini ga biasa nih si malvin itu cuek nya ampun kalo nanya juga seperlunya, dan perlu digaris bawahi dia ga pernah respect sama cewe sampe segininya" Jelas zidan pada kami semua.

"Iya bener juga kata zidan" Sahut bayu yang sedari tadi diam.

Malvin dan bayu itu setipe. Bedanya bayu lebih parah. Dia lebih dingin, ngomong kalo dia kepo doang. Beda sama malvin yang masih bisa membaur walau kadang cuek bebek sih. Apalagi malvin yang pakenya saya-kamu, duh kaku banget deh.

Kalian tau apa yang aku rasain pas denger ocehan si zidan? Kaya ada panas-panasnya gituu

"Nih seblak nya" Anjir ni orang kapan datengnya dah, panas-panasnya tuh dari uap seblak yang ada di depan mukaku. Benar-benar bertanggung jawab.

"Aku kira kamu bercanda, makasih ya" Ucapku sambil tersenyum.

"Oke saya duluan" Pamit malvin pergi bersama teman-temannya.

Setelah di lihat mereka sudah jauh dari pintu kantin, aku mulai memakan seblakku. Tapi kok ada yang aneh ya, batinku.

"Kenapa nar mukanya kok gitu?" Tanya syifa saat melihat mukaku.

"Gaessss ini seblak aneh banget deh rasanya, cobain deh" Jawabku sambil menyodorkan sendokku pada mereka.

"Huwekkkk ini asin anjir" Ucap fani sambil memansang ekspresi mau muntah gitu.

"Sejak kapan seblak asin?" Tanya alliya saat dia juga sudah mencicipi seblaknya.

"Ah gue tau, jangan-jangan si wildan ga mau liat lo makan pedes terus" Celetuk syifa aneh.

"Lah bisa gitu?" Tanyaku sok polos haha

"And then dia bukan pesen seblak pedes malah seblak asin, cerdas sekaliiii" Sambung fani sambil memutarkan bola matanya malas.

"Alah gaje banget sih, yuk ah ke kelas" Ajakku sambil berdiri.

"Ini seblak gimana?" Tanya alliya.

"Udah biarin aja, aku ga nafsu" Jawabku langsung melangkahkan kaki menuju kelas

Itu artinya dia perhatian sama aku? Batinku bertanya pada rumput yang bergoyang


🍁BAGIAN 5🍁
Maafkan aku yang lancang menyimpan perasaan ini untukmu
°°°
Jam menunjukkan pukul 22:35 WIB.

Aku masih belum bisa menuju alam bawah sadarku. Entah karena terlalu bahagia dengan kejadian di kantin sekolah atau karena dirumah tidak ada siapa-siapa.

Aku memang biasa ditinggal sendiri dirumah. Sudah terlalu lama sendiri~~~. Eits bukan itu maksudku. Aku sudah biasa ditinggal keluargaku ke luar kota. Ya karena aku enggan meninggalkan kegiatan sekolahku. Kalau libur sih aku juga ikut.

Berkumpul dengan keluarga itu memang sangat asikk. Kita bisa menceritakan kejadian yang kita alami di luar rumah. Berkeluh kesah segala macam. Tapi ada satu hal yang tidak pernah aku ceritakan kepada mereka. Ya, tentang perasaan ini.

Kalian tau apa yang sedang aku lakukan? Aku sedang menuliskan beberapa kata, merangkai bait demi bait didalam buku merah muda kesayanganku.

Maaf telah lancang menyimpan perasaan ini kepadamu

Maaf telah lancang memandangmu lewat selembar foto yg kumiliki hanya untuk mengusir rasa rinduku

Maaf telah lancang menyimpan nomormu tanpa kamu ketahui

Maaf telah lancang menyimpan rindu yg menggebu ingin bertemu denganmu

Maaf telah lancang membicarakan tentangmu kepada temanku

Maaf karena terlalu berharap kepada kamu yang fana

Maaf sudah melibatkan namamu dalam setiap doaku

Tertanda,
Saqueenivira.

Sudah waktunya tidur. Aku menutup bukuku lalu menyimpanya di laci dan menguncinya. Agar tidak ada yang melihat. Aku segera kembali ke singgasanaku. Dan mulai memasuki alam mimpiku.
°°°
"Ddoorrrr!" Suara merecon eh suara orang mengagetkanku.

"Ya ampun aku kira siapa ih ngagetin aja" Ucapku sambil mengusap dada.

Ya dia orang yang kutunggu. Malvin sudah datang jengjengjeng.

"Kamu kebiasaan ngelamun di tempat umum gini" Ucapnya dan mulai duduk dengan nyaman.

"Eng--" Baru saja aku mau mengelak dia sudah memelototiku.

"Apa mau ngelak?" Begitu tanyanya dengan wajah tak santai.

"Yaudah maaf ya pak dokter" Ucapku memelas hilihhh nipu.

"Kamu kenapa makan seblak lagi sih? Mau dirawat lagi?" Tanyanya dengan wajak galak seperti hmmm.

Aku pernah dirawat beberapa bulan lalu karena masalah dengan lambungku. Dan itu benar-benar menyiksa. Bagaimana tidak, aku tidak boleh memakan seblak dan makanan pedas lainnya. Yang sejatinya itu adalah makanan favoritku.

"Ini ga pedes kok, lagian aku pengen seblak udah lama ga makan" Jawabku santai.

"Saya ga mau kamu sakit" Ucapnya serius sambil memandang wajahku.

"Iyaa maaf" Ucapku sambil menundukkan kepala.

"It's oke oh ya maaf saya baru dateng untung tadi operasinya berjalan lancar jadi saya ga terlalu lama kan?" Dia mengalihkan pembicaraan. Aku jadi merasa bersalah. Ini semua demi kebaikanku tapi aku malah tidak menghargai dia.

"Malvin please maaf yaa" Ucapku dengan memandang wajahnya.

"Iyaa gapapa okey ga masalah" Ucapnya berusaha menenangkanku.

"Hm jadi ada apa kamu ngajak ketemuan? Pasti penting ya?" Tanyaku padanya.

"Emang kalo ketemu kamu harus ada yang penting dulu?" Argh dia malah balik bertanya begitu membuat pipiku memerah.

"Ya engga sih, kamu kan sibuk banget jadi kenapa ngajak ketemu?" Tanyaku ulang.

"Sesibuk apapun saya pasti selalu ada waktu buat kamu" Jawabnya dengan tersenyum maut. Sudah ini mah dedeq lemah.

"Malvin ih serius!"

"Iya iya saya emang mau ketemu kamu udah lama ga ketemu saya sibuk terus, aku kangen" Itulah jawabannya sambil tersenyum manissss

"Ya ampun tiap hari videocall juga" Sanggahku, padahal aku juga kangen berat sama dia.

"Beda dongggg. Oh ya sekalian saya juga mau liat cerita yang baru kamu bikin itu loh" Ucapnya membuatku bingung.

"Hah? Yang mana?" Bingung bingung bingung

"Itu katanya kamu lagi nulis cerita?"

"Oh itu masih di laptop belum aku revisi lagi mager nih" Jawabku setelah tau apa maksudnya.

"Sekarang bawa laptopnya?" Tanyanya lagi

"Enggalah berat"

"Yaudah kerumah kamu yuk saya mau liat" Ajaknya

"Hm nanti deh abisin dulu makanannya masih banyak nih" Jawabku menyetujuinya.

"Oke kita makan dulu yang kenyang" Ucapnya lalu memakan makanannya yang tadi telah dipesan.

Malvin memang sering ke rumahku. Tapi semenjak dia sibuk di rumah sakit, dia jarang ke rumah. Tidak usah takut berduaan dirumah dengan dia. Dia anak yang baik dan memang dia tidak akan macam-macam. Jadi aku percaya dia selalu menjagaku.


🍁BAGIAN 6🍁


Melihat punggungmu saja sudah membuat berdebar tidak karuan
°°°
Hari ini SMA 45 Garuda mengadakan classmeeting. Acara ini sudah biasa diadakan tiap tahunnya setelah UAS semester 1. Biasanya akan diadakan perlombaan antar kelas. Nah kali ini akan ada lomba futsal antara kelas XII A 3 dengan XII S 2.

Dan perlu kalian tahu bahwa kelas XII A 3 itu kelasnya malvin. Pasti dia ikut main aku tidak akan melewatkan menontonnya. Tapi takdir sedang tidak bersahabat. Saat aku berjalan melewati ruang guru menuju lapangan, aku dipanggil bu Siti. Ya disinilah aku di ruang guru sedang membantu bu Siti merekap nilai pelajaran matematika dari semua kelas IPA.

"Nara gapapa kan bantu ibu sebentar?" Tanya bu siti kepadaku yang sedang menjalankan tugasku.

"Eh iya gapapa kok bu" Jawabku sambil tersenyum.

"Kamu ga liat pertandingan futsal di lapangan nar?" Tanya bu siti lagi.

"Iya nanti bu setelah selesai bantuin ibu"

"Iya sekarang masih kelas XI kok, tadi ibu lihat pas keluar beli minum" Kata bu siti memberitahuku.

"Oh iya bu nanti saya liat yang kelas XII aja hehe" Cengirku menyahut ucapan bu siti.

Kami melanjutkan merekap nilai, sekarang sudah masuk kelas A 4. Huft satu kelas lagi dan aku bebas dari sini. Bu siti pergi ke toilet, aku mencoba menghubungi temanku yang pasti sudah berada di lapangan.

📨 Nara : Al kamu di lapang?
📩 Alliya : Iya nar gue di lapang lo dmn?
📨 Nara : Aku di ruang guru bantuin rekap nilai. Skrg kls apa yg tanding?
📩 Alliya : Msh kls 11, bentar lg kls 12 kek nya lo ga nonton?
📨 Nara : Bentar lagi selesai aku langsung kesana
Read

Setelah itu aku langsung cepat merekap nilai yang tersisa karena tidak mau ketinggalan nonton pujaan. Ups
°°°
Aku langsung menyalami bu siti dan pamit keluar dari ruang guru itu. Sebenarnya jarak dari ruang guru ke lapangan outdoor itu tidak jauh, tapi karena suasana nya lengang dan sepi membuat jaraknya terasa jauh. Ya karena murid-murid semua sedang berada di lapangan jadi ruang kelas semua kosong.

Saat berbelok di koridor kelas X, karena jalan menuju lapangan itu melewati kelas X. Aku melihat orang yang tidak asing bagi penglihatanku. Hanya melihat punggungnya saja aku sudah tau siapa dia. Dan kalian tau ? Di koridor ini hanya ada aku dan dia yang berjalan. Tapi dia pasti tidak menyadari kehadiranku dibelakangnya. Ah itu bagus jadi aku tidak perlu bersembunyi untuk menghindari tatapannya.

Dia memakai celana training panjang hitam, kaos pendek hitam dan sepatu oren kesukaannya. Bagaimana aku tau itu kesukaannya? Ya aku sering melihat dia pakai sepatu itu saat olahraga dibanding sepatu lainnya hehe. Itu bukan style untuk main futsal, sepertinya dia akan mengganti bajunya dulu. Dia memang sangat memperhatikan penampilannya. Tidak salah jika banyak kaum hawa yang mengaguminya.

Sampai di lapangan aku melihat malvin langsung bergabung dengan teman-temannya. Aku pun langsung mencari keberadaan teman-temanku. Aku melangkahkan kakiku sambil menengok kanan kiri mencari hidung teman-temanku. Ini lapang luas banget apa ya mereka dimana sih, batinku berteriak.

Brugh... Aw, aku mengaduh saat seseorang menyenggol bahuku dengan keras sampai aku terduduk di pinggir lapangan ini. Argh memalukan, batinku lagi.

"Aduh sorry ga sengaja saya lagi buru-buru" Katanya sambil mengulurkan tangannya hendak membantuku berdiri.

Aku tidak mengindahkan tangannya, aku langsung berdiri dan membersihkan rok ku yang kotor.

"Kamu lagi!" Seru cowok yang ada dihadapanku ini. Ya dia malvin, aku sedang menahan gejolak di dadaku saat harus bertemu dengannya lagi.

"Kenapa?" Tanyaku bingung

"Kenapa nabrak kamu mulu sih?" Tanyanya aneh kepadaku.

"Ya mana aku tau, katanya buru-buru?" Tanyaku mengingatkan dia dengan ucapan awalnya tadi.

"Argh iya" Ucapnya langsung meninggalkanku sambil berlari ke luar lapangan.
Huft rejeki nomplok bukan nih?, tanya batinku.

"Naraaa!!" Panggil seseorang yang tidak lain dan tidak bukan dia syifa. Disampingnya ada alliya dan fani.
Aku langsung menghampiri mereka dan duduk di tempat yang kosong.

"Lo kemana aja sih lama banget?" Tanya alliya kepadaku

"Kan tadi udah bilang abis ngerekap nilai" Jawabku lesu

"Iya tapi kok lama banget katanya bentar lagi"

"Tadi ada insiden dikit" Jawabku pelan

"Insiden apa nar?" Tanya syifa kali ini

"Ketabrak orang lagi"

"Lagi? Si malvin lagi?" Tebak fani yang sayangnya tepat sekali

"Ih kok tau sih" Mencebikkan bibirku kesal

"Kok tumben ga senyum-senyum?" Tanya alliya heran

"Ini aku masih deg degan, jadi ga bisa berekspresi" Jawabku ngasal sambil nyengir

"Yeuuu dasar bucin" Ucap fani sambil menoyor kepalaku

"Fani ga sopan banget sih udah difitrahin nih" Ucapku sambil mengusap kepalaku

"Sorry sorry hehe, tuh mau mulai futsalnya" Ucap fani

🍁Bagian 7🍁
Saya ingin memastikan bahwa kamu akan menjadi yang terakhir
°°°
Hari ini adalah hari pelulusan sekaligus pengumuman juara terbaik UN. Sekarang kita dikumpulkan di Aula utama sekolah. Untuk jurusan IPA berada di Aula sebelah kanan dan IPS sebelah kiri. Kelasku dan kelas malvin bersebelahan. Suasana nampak tenang, anak-anak dengan aktivitas mereka masing-masing. Aku lihat malvin sedang memainkan handphone nya, entah apa yang menarik di dalam handphone nya itu.

Suasana mulai ricuh, heboh, tidak kondusif, saat kepala sekolah dan guru-guru memasuki Aula utama ini. Aku pun mulai gelisah tidak tenang, entah mengapa jantungku berdebar begini.

"Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh" Kepala sekolah mulai membuka pidatonya.

"Waalaikumsalam warrahmatullahi wabarakatuh" Jawab anak-anak serempak.

"Pertama-tama bapak ucapkan selamat kepada kalian semua karena telah usai perjalanan 3 tahun kalian disini. Telah usai segala penderitaan kalian karena tugas-tugas yang menumpuk. Telah usai perjuangan kalian mengejar-ngejar guru hanya untuk mendapatkan nilai darinya. Telah usai pula canda tawa kita bersama. Kebersamaan warga sekolah yang sangat melekat adalah bersama kalian."

Kulihat teman-temanku menundukkan kepalanya tak sanggup mendengarkan kata-kata kepala sekolah yang begitu mengharukan. Kulihat bahkan ada yang menyeka sudut matanya karena ada cairan bening meluncur disana. Aku tidak kalah terbawa suasana seperti mereka. Aku pun sudah menundukkan kepala, memejamkan mata, tidak sanggup mengenang segala kenangan indah bersama orang-orang tersayang di sekolah ini. Bahkan aku harus melupakan cinta tulusku pada seseorang. Entah bisa atau tidak.

"Dan sekarang bapak akan mengumumkan juara UN terbaik" Sambung pak kepsek.

"Yeeeyyyyyyyy wooo huuuu yeeeeeeee"  Sorak anak-anak menghilangkan kesedihannya tadi.

"Disini kita hanya mengambil 2 UN terbaik diantara kalian, karena nilai kalian bagus-bagus semua. Namun ada yang lebih bagus dari kalian dan hampir sempurna. Juara 2 UN terbaik SMA 45 Garuda diraih oleh....."

"Duh siapa ya kok gue deg-degan gini sih" Ucap alliya menyenggol lenganku.

"Sama aku juga ga sabar nih siapa sih" Jawabku dengan perasaan gelisah.

"Diraih oleh Dinara Saqueenivira Wijaksana" Ucap pak kepala dengan lantang.

"Astatangggg lo yang dapet nar, mantap lo" Ucap alliya sambil menepuk pundakku.

"Ga nyangka gue, udah buru sana kedepan" Ucap fani ikut nimbrung.

"Aduh salah kali bukan aku tuh" Jawabku dengan perasaan sangat berdebar. Bayangkan semua mata tertuju padaku, yaampun aku malu sekaliiii.

"Dinara silahkan maju kedepan" Ucap pak kepala karena aku tak kunjung ke depan.

Setelah itu aku maju dan berdiri dekat bu siti. Sambil menunggu juara 1 nya.

"Nah ini dia peraih nilai UN sempurna tahun ini, diraih oleh.... Malvin Adityama Akbar. Silahkan maju kedepan malvin". Ucap pak kepala membuat seisi ruangan heboh.

" Gila broo congrats gue bangga punya temen kaya lo, maju sana bro" Ucap zidan sambil menepuk-nepuk pundakku.

Malvin berjalan menuju tempat aku berdiri. Sungguh aku kehabisan nafas, jantungku benar-benar sudah rusak kinerjanya.

Setelah, pemberian piagam dan salam-salaman ke semua guru. Ternyata ada satu sesi lagi yaitu berfoto bersama para juara. Dan itu pastinya aku dan malvin.
Giliran aku dan malvin foto berdua. Malvin memegang piagam dan aku memegang bunga yang diberi bu siti. Kami menampilkan senyum terbaik kami

Setelah acaranya selesai,

"Nar, congrats ya ga nyangka kita bisa berdiri bareng disitu tadi" Ucap malvin mengawali pembicaraan.

"Eh iya vin congrats juga yaa, sama nih ga nyangka banget" Jawabku sambil tersenyum.

"Oh ya kamu mau lanjut kemana?" Tanya malvin

"Aku ke UGM, kamu kemana?"

"Saya UI kedokteran sih hehe" Jawabnya cengengesan membuatku hilang akal.

"Wah kerennn semangat ya calon dokter" Ucapku dengan tersenyum manis.

"Aamiin, kamu mau ngambil prodi apa emang?"

Dan dari situ kita terus berkomunikasi dan menjadi teman dekat.
°°°
Aku baru kembali ke ruang tamu setelah membuat coklat panas di dapur. Kulihat malvin masih serius dengan laptopku, entah apa yang dia perbuat.

"Vin, minum nih coklat nya!" Suruhku
Namun tak digubrisnya, melirik pun tidak.

"Malvinnn ngapain sih serius banget, nih diminum coklatnya" Gerutuku sambil melihat kearah mata malvin tertuju.

Dan kalian tau dia sedang apa? Dia sedang membaca ceritaku, ceritaku tentang dia. Yaampunnnn

"Malvinnn kamu ngapain sih buka-buka ini" Aku langsung merebut laptopku dengan wajah yang super sebal.

"Nar.." Panggil malvin
Aku diam saja tidak menyahut.

"Nar, jadi selama ini kamu punya rasa sama saya?"

"Apa sih sok tau banget" Sergahku, padahal aku hanya tak ingin dia tau.

"Dinara jujur, selama ini kamu cinta saya?" Tanya malvin dengan serius.

Aku tidak bisa menjawabnya, aku hanya bisa menunduk.

"Ya ampun kenapa saya bodoh banget sih, saya ga nyadar kalo orang yang selama ini bareng saya itu cinta sama saya"

"Nar kalo saya tau ini, mungkin saya ga akan nunggu waktu lama buat nyatain perasaan saya ke kamu." Ucap malvin sambil mengusap wajahnya.

"Maksud kamu apa sih?" Tanyaku karena tidak mengerti apa hang dia bicarakan.

"Nar saya merasakan perasaan yang berbeda dari biasanya semenjak kita foto bersama waktu pelulusan. Entah gimana jadinya sampe kita bisa sama-sama deket. Dari awal masuk kuliah sampe saya udah jadi dokter gini kita masih deket walaupun kita beda kampus."

Aku masih belum mengerti apa yang dia bicarakan. Toh sahabat memang begitu kan? Saling support walau sejauh apapun.

"Dinara, ini bukan hanya soal cinta. Lebih dari itu. Sejuta mimpi telah membawa kita sejauh ini. Dan saya ingin memastikan. Bahwa kamu akan menjadi yang terakhir. So, will u marry me?" Malvin mengatakan itu sambil menatap mataku. Sungguh aku terpaku pada kesungguhan yang terpancar dari matanya.

Dan aku hanya bisa mengangguk tersenyum malu dan menjawab,

"Yes, i will"

°°°

🍁Tamat🍁



Thx for reading guys😊 ini bener-bener novel sederhana ya. Jadi saya ga nampilin konflik, mungkin cuma ada konflik batin yang ga terlalu ketara. So, saya masih belajar. Jadi mohon saran dan kritiknya ya😊😊

19 komentar:

  1. Wuih panjang ceritanya
    Terus berkarya kawan 🖒

    BalasHapus
  2. Aaa gila keren ceritanya😍 lanjutkan 👍

    BalasHapus
  3. Sebuah karya yang keren nih.

    BalasHapus